Sumbawa NTB - Menjelang bulan suci ramadhan, kebutuhan masyarakat terhadap barang, akan meningkat. Jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk melakukan penimbunan barang. Apabila masyarakat mengetahui hal ini, diminta untuk dilaporkan ke polisi.
Penegasan ini disampaikan Kapolres Sumbawa, AKBP. Esty Setyo Nugroho, S.I.K, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (31/3) siang. Dalam hal ini, kapolres mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak melakukan penimbunan barang. Para distributor diminta untuk tidak memanfaatkan situasi saat ini untuk mencari keuntungan, dengan melakukan penimbunan barang. Baik itu sembako maupun batang lain. Sehingga harga di lapangan tetap terjaga. Juga kebutuhan masyarakat tetap terjaga.
Kepada masyarakat, apabila mengetahui informasi terkait adanya praktik penimbunan, diharapkan segera dilaporkan ke polisi. Sehingga bisa dilakukan tindakan. "Ini harus sinergi. Dimana distributor diimbau, masyarakat juga jangan diam jika melihat praktik seperti ini. Seluruh pihak ayo sama-sama melakukan pengawasan. Sehingga semua kendala yang ada terkait distribusi barang dan jasa tidak menjadi persoalan dikemudian hari, " tegas kapolres.
Terkait ketersediaan barang menjelang ramadhan, kapolres mengungkapkan, pihaknya bersama Dinas KUKM Indag Kabupaten Sumbawa dan Kodim 1607/Sumbawa, intens melakukan pengawasan sembako. Termasuk ketersediaannya. Pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung ke distributor dan agen. Mengingat, menjelang ramadhan kebutuhan masyarakat meningkat.
Baca juga:
Digilir Tiga Orang, Pria Ini Lapor Polisi
|
Berdasarkan hasil pengawasan, ketersediaan sembako masih cukup. Sejauh ini, tidak ada kelangkaan terhadap sembako. Pihaknya juga melakukan pengawasan terkait kenaikan harga sembako. Sebab, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga. Seperti meningkatnya kebutuhan masyarakat. Sehingga hal ini bisa dijadikan peluang untuk menaikan harga.
Pihaknya juga mengantisipasi adanya penimbunan sembako. Sehingga muncul kesan kelangkaan barang di lapangan. Untuk menghindari terjadinya hal ini, setiap hari pihaknya intens melakukan pengawasan di lapangan.
Mengenai isu kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu, setelah dikroscek, ternyata tidak benar. Setelah dilakukan pengecekan, masyarakat menjadi tenang. Akhirnya isitilah panic buying tidak terjadi lagi. Pihaknya juga terus memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hal ini.
"Jadi, fungsi dari pengawasan, kita bersama Dinas KUKM Indag dan Kodim 1607/Sumbawa, terus bersinergi untuk mengawal ini. Hingga selesai ramadhan, apalagi nanti menjelang idul fitri, " imbuh kapolres.
Selain itu, menurut kapolres, jalur distribusi sembako juga dipantau. Sebab, kondisi cuaca juga berpengaruh pada jalur distribusi. Jangan sampai, jalur distribusi sembako terhambat. Dicontohkan, bahwa Kabupaten Sumbawa rentan terjadi bencana banjir dan pohon tumbang.
Karena itu, pihaknya bekerjasama dengan BPBD Sumbawa, untuk membentuk Tim Quick Respon. Dengan demikian, akan bisa merespon cepat jika terjadi bencana. Seperti bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Lunyuk beberapa waktu lalu. Akibatnya, distribusi sembako dan barang lainnya terhambat.
Kapolres menerangkan, untuk menuju lokasi tersebut, ada dua jalur. Yakni melalui jalur Kecamatan Lenangguar dan KSB. Karena jalur melalui Kecamatan Lenangguar sempat terputus, jadi pendistribusian dilakukan melalui jalur KSB. Tentunya, hal ini menyebabkan peningkatan ongkos transportasi yang berdampak pada kenaikan harga barang.
Karena itu, untuk menyikapi hal ini, disiapkan alat berat di sejumlah titik longsor. Dengan harapan jalur tidak terputus terlalu lama dan menyebabkan terhambatnya distribusi barang ke Kecamatan Lunyuk.
Lebih lanjut kapolres mengatakan, hal ini merupakan beberapa langkah untuk memastikan distribusi barang semakin lancar. Jadi, pengawasan dan kepastian untuk menjaga jalur distribusi sembako harus berjalan beriringan. Sehingga, pihaknya bisa mendorong distributor dan agen barang di Kabupaten Sumbawa untuk menjaga stok barangnya.
Mulai pekan ini, Polres Sumbawa dan jajarannya turun ke pasar, distributor dan pengecer. Untuk memastikan tidak ada pihak tertentu yang mencari untung dengan cara melakukan penimbunan. Sehingga memainkan harga barang di lapangan.(Adbravo)